11.23.2016

Bumi Rahayu, Desa “Transmigran” : Lepas Dari Ketertinggalan

Tidak jauh dari  pelabuhan  speed  Bulungan,  dengan waktu tempuh  +/-  setengah jam, setelah melintas Ibukota Tanjung Selor  dan  melewati  jembatan Sungai Kayan, terdapat gapura bertuliskan “Selamat Datang Di Desa Bumi Rahayu”.  Satu kilometer dari gapura  disebelah kiri berdiri area Kantor Desa Bumi Rahayu. Jalannya beraspal dan elektrifikasi sudah 100%.

“Saya heran, kenapa desa kami disebut desa tertinggal,”  ujar  Kepala Desa Bumi Rahayu. Keheranan ini yang membuat penasaran. Dari dimensi ekologi, desa Bumi Rahayu memang tidak mengalami pencemaran baik air, tanah dan udara. Juga tidak ada limbah sungai. Memasuki Desa Rahayu memang tertata dan banyak pepohonan di sepanjang jalan. Bahkan untuk urusan arena merokok, desa Bumi Rahayu membuat arenanya. Selain itu, desa ini tidak pernah mengalami bencana alam.  Dari dimensi ekologi memang Bumi Rahayu memiliki skor yang relatif tinggi. Sayangnya, upaya untuk waspada terhadap bencana belum  tersedia. Sebut saja tanda tanda titik kumpul atau jalur evakuasi yang belum ada. Atau informasi/komunikasi tradisional  seperti kentungan, tidak ada.  Tampaknya  langkah langkah ini yang belum dilakukan.

Bagaimana dengan dimensi  sosial?  Untuk akses ke prasarana pendidikan dasar dan menengah tersedia. Termasuk perpustakaan desa, dan  tempat ketrampilan yang ada di Gedung PKK. Baik  PAUD, TK, Posyandu, Poskedes dan Puskesmas Pembantu tersedia dan mudah diakses penduduk. Memang tidak jauh dari kantor desa terdapat bangunan megah berupa pendopo dan ruang posyandu. Di  arena terbuka itu kegiatan posyandu dilakukan. “Termasuk senam untuk ibu hamil,” ujar  salah satu staf Desa. Untuk dimensi ekonomi,  penduduk desa Bumi Rahayu memiliki banyak lapangan pekerjaan. Tidak saja rumah tangga melakukan kegiatan berkebun sayura mayur.  Penduduk desa banyak memiliki industri pembuatan batu bata.  “Inilah yang menggerakkan kegiatan ekonomi desa…”  jelas Pak Kades, “ Selain itu banyak penduduk yang juga beternak lele dan bebek.”

Sayang  kegiatan produksi itu belum diorganisir. Masih rencana melalui BUMDES, jelas Ketua BUMDES Bumi Rahayu. Juga kendati mesti bisa komunikasi dengan seluler, akses internet masih lemah. Jadi, ini mengapa BUMI RAHAYU masih pada posisi tertinggal. Sedikit saja tindakan, status desa akan meningkat berkembang dan bahkan maju.  Bergerak terus Bumi Rahayu !***

Membangun Dengan Kesabaran, Manusia Nomor Satu

“Pujon Kidul dimana itu pak?”   begitu pertanyaan seorang staf   pemerintah   kabupaten ketika   Pak Udi mengajukan proposal untuk...